Globumil || 2025-06-27
Ini Dia 7 Penyebab Kenapa Perut Terasa Kembung dan Penuh Saat Hamil
Rasa begah saat hamil sering dialami banyak ibu, apalagi di trimester akhir, memang sensasi perut terasa penuh, tegang, dan disertai banyak gas ini dapat muncul sejak trimester pertama dan terus berlanjut hingga akhir kehamilan, bahkan bagi sebagian wanita menjadi keluhan yang paling mengganggu.
Meskipun umum dan umumnya tidak berbahaya bagi ibu maupun janin, perut kembung dapat memengaruhi kualitas hidup sehari-hari ibu hamil. Memahami penyebab di balik ketidaknyamanan ini sangatlah penting, karena sebagian besar berkaitan dengan perubahan fisiologis normal yang terjadi dalam tubuh wanita hamil, terutama fluktuasi hormon, tekanan fisik dari rahim yang membesar, dan perlambatan pada sistem pencernaan.
Dengan mengenali akar masalahnya, ibu hamil dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengelola gejala ini dan merasa lebih nyaman sepanjang masa kehamilan.
1. Peningkatan Hormon Progesteron
Penyebab utama dan paling signifikan dari perut kembung di awal kehamilan adalah peningkatan drastis hormon progesteron. Hormon ini adalah penjaga utama kehamilan, bertanggung jawab untuk merelaksasi otot-otot halus di seluruh tubuh, termasuk yang terdapat pada saluran pencernaan. Relaksasi otot-otot usus ini memiliki tujuan penting, yaitu untuk mencegah kontraksi rahim prematur. Namun, efek sampingnya adalah perlambatan pada gerakan peristaltik usus, yaitu kontraksi bergelombang yang mendorong makanan dan limbah melalui sistem pencernaan.
Akibatnya, makanan dan gas bergerak lebih lambat di dalam usus, memberikan lebih banyak waktu bagi bakteri usus untuk memfermentasi makanan dan menghasilkan gas. Penumpukan gas inilah yang kemudian menyebabkan sensasi kembung, begah, dan terkadang disertai sendawa atau buang angin berlebihan. Efek progesteron ini bisa dirasakan sejak minggu-minggu pertama kehamilan, bahkan sebelum perut mulai membesar.
2. Pertumbuhan Rahim yang Menekan Organ Pencernaan
Seiring berjalannya usia kehamilan, terutama memasuki trimester kedua dan ketiga, ukuran rahim akan terus membesar secara signifikan untuk mengakomodasi pertumbuhan janin. Pembesaran rahim ini secara fisik akan menekan organ-organ pencernaan yang berada di sekitarnya, seperti lambung, usus besar, dan usus kecil. Tekanan mekanis ini semakin menghambat pergerakan normal makanan dan gas melalui saluran pencernaan, membuat proses pencernaan menjadi kurang efisien. Ruang gerak organ pencernaan yang semakin terbatas membuat gas lebih mudah terperangkap dan menumpuk, menyebabkan sensasi begah, penuh, dan tidak nyaman di perut bagian bawah. Efek tekanan ini akan terasa semakin intens seiring dengan pembesaran rahim hingga menjelang persalinan.
3. Sembelit (Konstipasi)
Sembelit adalah keluhan pencernaan yang sangat umum dan seringkali menjadi penyebab utama perut kembung dan begah yang persisten selama kehamilan. Kombinasi dari perlambatan pencernaan akibat progesteron (seperti dijelaskan di poin 1), tekanan fisik rahim pada usus besar (seperti dijelaskan di poin 2), serta terkadang efek samping dari suplemen zat besi yang umum diresepkan untuk ibu hamil, dapat membuat feses menjadi lebih keras, kering, dan sulit dikeluarkan.
Ketika feses menumpuk di usus besar, ia akan menghambat aliran gas yang diproduksi secara normal di usus. Gas-gas ini kemudian terperangkap di belakang massa feses, menyebabkan tekanan, pembengkakan, dan sensasi penuh yang sangat tidak nyaman. Sembelit yang tidak teratasi akan terus-menerus memicu masalah kembung ini.
4. Perubahan Pola Makan dan Jenis Makanan Tertentu
Beberapa ibu hamil mungkin mengalami perubahan nafsu makan atau mengidam makanan tertentu selama kehamilan. Tanpa disadari, konsumsi makanan-makanan tertentu yang dikenal sebagai pemicu gas dapat memperburuk kondisi kembung. Contohnya meliputi:
5. Menelan Udara Berlebihan (Aerofagia)
Tanpa disadari, beberapa kebiasaan sehari-hari dapat menyebabkan ibu hamil menelan udara lebih banyak dari biasanya. Udara yang tertelan ini kemudian akan berkumpul di saluran pencernaan dan menyebabkan sensasi kembung, sering bersendawa, atau bahkan menyebabkan perut terasa begah. Kebiasaan-kebiasaan tersebut meliputi:
6. Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup yang kurang aktif atau sering duduk/berdiri dalam waktu lama juga dapat memperburuk perut kembung pada ibu hamil. Gerakan fisik membantu merangsang pergerakan usus (motilitas) dan melancarkan proses pencernaan. Ketika ibu hamil kurang bergerak, motilitas usus cenderung melambat, sehingga makanan dan gas lebih mudah menumpuk dan terperangkap di dalam saluran pencernaan. Meskipun harus disesuaikan dengan kondisi kehamilan dan selalu dengan persetujuan dokter, aktivitas fisik ringan dan teratur seperti jalan kaki, berenang, atau yoga prenatal sangat dianjurkan untuk membantu melancarkan pencernaan dan mengurangi kembung.
7. Sensitivitas Makanan atau Intoleransi yang Baru Muncul
Beberapa ibu hamil mungkin mengalami sensitivitas baru terhadap makanan tertentu atau intoleransi yang sebelumnya tidak disadari. Contoh umum adalah intoleransi laktosa (kesulitan mencerna gula susu) atau intoleransi terhadap komponen tertentu dalam gluten (protein dalam gandum). Kondisi ini dapat memicu produksi gas berlebihan, kembung, kram perut, dan terkadang disertai diare atau sembelit setelah mengonsumsi makanan pemicu. Meskipun tidak semua ibu hamil mengalaminya, jika perut kembung terasa sangat parah, sering disertai nyeri hebat, atau ada pola tertentu setelah mengonsumsi makanan spesifik, penting untuk mencatat pola makan dan berkonsultasi dengan dokter untuk kemungkinan diagnosis dan penyesuaian diet.